Pasca peristiwa terbaru, standar ganda sepak bola eropa yang tidak masuk akal nampak melanda klub sepak bola Eropa, di mana para pemain yang menyatakan dukungan publik untuk Palestina dihadapkan pada tindakan disiplin.
Daftar Isi Konten
Standar Ganda Sepak Bola Eropa: Mainz ke Anwar El Ghazi
Baru-baru ini, sebuah kasus terkenal muncul di liga Jerman, di mana Bayern Munich dan Mainz memberikan teguran kepada para pemain yang terang-terangan mendukung Palestina. Pemain Mainz, Anwar El Ghazi, bahkan dikenakan hukuman berupa suspensi dari aktivitas klub di Bundesliga.
Klub secara resmi menangguhkan El Ghazi setelah sebuah unggahan media sosial di mana ia menyatakan dukungannya untuk Palestina. Klub menjauhkan diri dari pandangannya, menyatakan mereka tidak ingin terlibat dalam konflik yang sedang berlangsung. Sebagai hasilnya, El Ghazi dibebaskan dari latihan dan tugas-tugas terkait pertandingan.
“1. FSV Mainz 05 telah membebaskan Anwar El Ghazi dari latihan dan tugas-tugas yang berkaitan dengan pertandingan. Keputusan ini diambil sebagai hasil dari unggahan media sosial pemain berusia 28 tahun itu pada Minggu sore,” kata klub tersebut.
Dalam unggahan media sosialnya, El Ghazi berpendapat bahwa situasi di Palestina bukan perang, melainkan genosida, di mana satu faksi secara tidak masuk akal menguasai yang lebih lemah. Ia menulis, dan saya kutip, “Ini bukan perang. Ketika satu pihak memutus air, makanan, dan listrik ke pihak lain, itu bukan perang. Ketika satu pihak memiliki senjata nuklir, itu bukan perang.”
baca juga : Mohamed Salah Menyerukan Tindakan untuk Mencegah Pembantaian Lebih Lanjut di Tengah Konflik Israel-Palestina
Standar Ganda Bayern Munich ke Noussair Mazraoui
El Ghazi bukan satu-satunya yang mendapatkan perhatian seperti ini. Noussair Mazraoui, seorang pemain FC Bayern Munich, juga ditegur karena mendukung Palestina. Diketahui telah membagikan video bendera Palestina yang berkibar dengan tulisan ‘Amin’ di cerita Instagramnya, aksinya mendapat tudingan dari Bayern, yang secara terbuka mendukung Israel, dengan menyebut serangan Hamas sebagai tindakan teroris.
Terlepas dari ancaman dari klub, Noussair Mazraoui tetap tak gentar. Ia menjelaskan bahwa ia tetap mendukung dan memperjuangkan apa yang ia yakini dan menegaskan bahwa dirinya menentang perang dan terorisme.
Situasi serupa juga terjadi di Prancis, di mana pemain Aljazair, Youcef Attal, yang bermain untuk Nice, menghadapi kecaman karena dukungannya terhadap Palestina dan dinilai sebagai penyebaran kebencian. Tentangan yang meluas dari berbagai pihak Prancis, termasuk Wali Kota Nice, Christian Estrosi, berujung pada seruan untuk pemecatannya dari tim. Ligue de Football Professionnel (LFP), operator Liga Prancis, bahkan meluncurkan penyelidikan terkait unggahan media sosialnya.
Standar Ganda Jerman ke Karim Benzema dan lainnya
Sejumlah pemain lain seperti Karim Benzema, Mesut Ozil, dan Hakim Ziyech juga secara terbuka mendukung Palestina. Mereka bergabung dengan daftar tumbuh para pesepakbola yang menunjukkan solidaritas dengan rakyat Palestina, menyerukan perdamaian dan mengakhiri kekerasan, serta menyoroti keprihatinan mereka terhadap nyawa yang tak bersalah terjebak dalam baku tembak.
baca juga : Karim Benzema dan Para Pesepakbola Lainnya Tunjukkan Dukungan Terhadap Palestina.
Seruan Eric Cantona
Sebagai penutup, Eric Cantona mengungkapkan dengan tepat, “Membela hak asasi manusia Palestina tidak berarti Anda pro-Hamas. Mengatakan ‘Free Palestine’ tidak berarti Anda anti-Semit atau menginginkan penghapusan semua orang Yahudi. ‘Free Palestine’ berarti membebaskan rakyat Palestina dari pendudukan Israel… ‘Free Palestine’ berarti memberikan rakyat Palestina kendali atas infrastruktur dasar negaranya.”
Terakhir, Benzema yang saat ini bermain untuk tim Arab, juga mengundang amarah Kementerian Dalam Negeri Prancis, yang menuduhnya mendukung terorisme karena dukungannya terhadap Palestina. Laporan sebesar ini hanya berfungsi untuk lebih menegaskan betapa besarnya standar ganda yang melanda sepak bola Eropa saat ini.
Adanya standar ganda yang signifikan terhadap pemain sepak bola Eropa yang menyatakan dukungan terhadap Palestina. Beberapa pemain seperti Anwar El Ghazi (Mainz), Noussair Mazraoui (Bayern Munich), dan Youcef Attal (Nice) telah menghadapi tindakan disipliner dari klub mereka setelah menyatakan dukungan untuk Palestina melalui unggahan di media sosial. Kejadian ini menunjukkan adanya diskriminasi dan penghukuman terhadap kebebasan berpendapat di antara para pemain sepak bola Eropa, yang dapat menimbulkan banyak polemik dan perdebatan panas.